Rabu, 12 November 2008

Pertemuan ke-10 Daftar Alamat Blog Kelompok

Kelompok Gerakan Pemuda/Mahasiswa (Ayu Sarah Yudita,dkk) http://youth06_movement.blogspot.com;
Kelompok Perdamaian (Edi Kofiatun A,dkk), http://peace_movement.blogspot.com
Kelompok Gerakan Feminisme (Wurtiningsih,dkk), http://feminismesos06-unesa.blogspot.com
Kelompok Gerakan Transgender (Sinta Lutfikasari,dkk), http://transgender2006.blogspot.com
Kelompok Gerakan Feminisme II (Dwi Lestari,dkk), http://gersos-sosiology.blogspot.com
Kelompok Gerakan Petani HKTI (Ansori,et.al), http://unifakta.blogspot.com
Kelompok Gerakan Keagamaan Mahasiswa KAMMI (Agustina Lestianingrum,dkk) http://tamiya06.blogspot.com
Kelompok Gerakan Lingkungan (Dewi Huroyda,dkk) http://ekologisos06-unesa.blogspot.com

Yang lainnya, masih belum jelas. Saya search lewat www.google.com belum juga muncul. Tolong ditampilkan di kolom uneg-uneg dan dapat di-klik.

Dari data sementara yang masuk di meja, saya menilai kalian belum sungguh-sungguh untuk menggali data hingga menemukan wacana ideologi, teori dan filsafat yang mendasari gerakan tersebut. Apalagi isu-isu. Cukup disayangkan karena tugas ini telah disampaikan pada awal perkuliahan.

Mahasiswa masih terkesan seperti tamu yang numpang tanya alamat tentang gerakan sosial. Saya berharap bahwa dengan perjumpaan dan membangun relasi pada kelompok atau lsm tersebut kalian dapat menyelami dan menemukan "roh" dari gerakan tersebut.

Selamat bekerja!!!!

Pertemuan ke-10 Gerakan Buruh

Diskusi tentang buruh dan gerakannya merupakan awal dari kajian teori gerakan sosial. Bila pemikir struktural fungsional, seperti Emile Durkheim, melihat kemiskinan, kehancuran keluarga, dan merembet pada kriminalitas merupakan produk dari perubahan struktur ekonomi masyarakat, dari agraris ke industri, maka Karl Marx dan Engels berikut pengikutnya mencermati hal-hal tersebut sebagai produk dari ketimpangan dan ketidakadilan dalam sistem produksi pada masyarakat. Pertama, masyarakat tidak dipandang sebagai satu bagian yang utuh, tetapi terpilahkan berdasarkan pemilikan modal dalam sistem produksi. Ada kelompok kecil yang memiliki modal, sementara itu kelompok lain tidak memiliki modal, kecuali dirinya dan enersi yang dihasilkan oleh tubuhnya. Kedua, relasi produksi itu tidak bersifat equal, tetapi cenderung eksploitatif. Dalam sejumlah tulisan, termasuk Das Capital, Karl Marx dan Engels mencermati bahwa ada surplus nilai yang berlipat-lipat didapat oleh pemilik modal dari hubungan produksi yang tidak seimbang. Surplus dimulai dari pembayaran upah yang tidak sesuai dengan enersi yang dikeluarkan oleh buruh. Surplus ini bertambah tatkala produk yang dihasilkan itu mengalami proses komoditifikasi. Produk yang menjadi komoditi dinilai lebih oleh konsumen, pemilik modal dan pedagang mengikuti hukum ekonomi klasik penawaran dan permintaan. Semakin tinggi permintaan, maka semakin tinggi pula penawaran. Keuntungan tidak kembali ke buruh yang mengerjakan produk, tetapi ke pemilik modal dan pedagang. Oleh karena itu, mengikuti pemikiran Hegel tentang Dialektika, bangunan produksi harus berubah, memberi penghargaan sesuai dengan enersi yang dikeluarkan oleh masing-masing elemen dalam sistem produksi tersebut. Tuntutannya sebenarnya sederhana sekali, yaitu keadilan, sebagaimana yang terekam dalam lagu Internasionale (lagu untuk Gerakan Buruh).

I N T E R N A S I O N A L E

Bangunlah para tawanan dari kelaparan,

Bangunlah kaum yang sengsara dibumi.

Sebab keadilan menggunturkan hukumannya

Dunia yang lebih baik sedang lahir.

Tiada lagi rantai tradisi yang akan mengikat kita.

Bangunlah kaum budak, jangan mau lagi dalam perbudakan.

Bumi akan tegak diatas dasar-dasar baru,

hingga kini kita bukan apa-apa, kita akan menjadi segala.

Ini adalah perjuangan yang penghabisan,

Marilah berdiri ditempat masing-masing.

Internasionale akan menjadi umat-manusia.

Kita tidak menghendaki juruselamat yang berlagak ramah

memerintah kita dari balai pengadilan mereka.

Kita kaum buruh tidak meminta anugerah mereka,

Mari kita bermusyawarah untuk semua.

Untuk memaksa si pencuri mengembalikan barang curiannya,

Untuk membebaskan jiwa dari penjaranya.

Kita sendirilah yang harus menetapkan kewajiban kita,

kita harus menetapkan dan melakukannya dengan baik.

Ini adalah perjuangan .....

Kaum pekerja dari bengkel dan ladang bersatu,

persatuan dari kita semua yang bekerja.

Bumi adalah milik kita kaum buruh,

tak ada tempat disini bagi mereka yang menghindari kerja.

Betapa banyak yang telah menjadi gemuk karena daging tubuh kita,

Tetapi burung-burung buas keparat

akan lenyap dari langit pada suatu pagi,

sedangkan cahaya emas matahari akan tetap ada.

Ini adalah perjuangan .....


Karl Marx dan Frederick Engels (1848) menyampaikan surat edaran Manifesto Komunis kepada kaum buruh, khususnya yang tergabung di Liga Buruh waktu itu.

Tuntutan tentang keadilan dari kaum buruh sebenarnya telah berlangsung lama. Tanggal 1 Mei 1886 yang menjadi peringatan Mayday (Hari Buruh Internasional), merupakan peristiwa tragis yang dialami buruh di Amerika Serikat, khususnya di Chicago yang hanya meminta pengurangan jam kerja menjadi 8 jam dalam sehari. Demonstrasi ini dilawan dengan pembubaran oleh polisi. Akibatnya, delapan orang buruh terbunuh, sisa terluka dan pemimpinnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati (lihat juga tulisan Pontoh, 2008, Dede Oetomo, 2000).

Berbagai tulisan dan perjuangan gerakan buruh bisa anda baca untuk Indonesia di http://rumahkiri.net, dan Organisasi Buruh Internasional (ILO) (http://www.ilo.org). Untuk menambah pengetahuan tentang berbagai gerakan, mahasiswa dapat menggali informasi di Virtual Library Labour History di http://www.iisg.nl/~w3vl/