Selasa, 16 Desember 2008

Ujian Akhir Semester

Tugas untuk Ujian Akhir Semester

Bandingkan gerakan sosial yang sudah saudara teliti dengan kasus di negara-negara lain. Antara satu anggota kelompok dengan yang lain harus berbeda. Analisis mulai dari dasar filsafat, ideologi hingga isu dan tindakannya. Data dicari lewat internet, minimal 25 Mbyte.
Analisis tidak lebih dari 15 hal, 1,5 spasi. Sebutkan sumber data berdasarkan temuan di internet.
Cetak dan Kumpulkan jadi satu per kelompok.
Softcopy dikumpulkan bersama data dari internet yang jadi satu setiap kelompok dalam CD.
Paling lambat pada waktu ujian Gerakan Sosial.
Wassalam.

Rabu, 12 November 2008

Pertemuan ke-10 Daftar Alamat Blog Kelompok

Kelompok Gerakan Pemuda/Mahasiswa (Ayu Sarah Yudita,dkk) http://youth06_movement.blogspot.com;
Kelompok Perdamaian (Edi Kofiatun A,dkk), http://peace_movement.blogspot.com
Kelompok Gerakan Feminisme (Wurtiningsih,dkk), http://feminismesos06-unesa.blogspot.com
Kelompok Gerakan Transgender (Sinta Lutfikasari,dkk), http://transgender2006.blogspot.com
Kelompok Gerakan Feminisme II (Dwi Lestari,dkk), http://gersos-sosiology.blogspot.com
Kelompok Gerakan Petani HKTI (Ansori,et.al), http://unifakta.blogspot.com
Kelompok Gerakan Keagamaan Mahasiswa KAMMI (Agustina Lestianingrum,dkk) http://tamiya06.blogspot.com
Kelompok Gerakan Lingkungan (Dewi Huroyda,dkk) http://ekologisos06-unesa.blogspot.com

Yang lainnya, masih belum jelas. Saya search lewat www.google.com belum juga muncul. Tolong ditampilkan di kolom uneg-uneg dan dapat di-klik.

Dari data sementara yang masuk di meja, saya menilai kalian belum sungguh-sungguh untuk menggali data hingga menemukan wacana ideologi, teori dan filsafat yang mendasari gerakan tersebut. Apalagi isu-isu. Cukup disayangkan karena tugas ini telah disampaikan pada awal perkuliahan.

Mahasiswa masih terkesan seperti tamu yang numpang tanya alamat tentang gerakan sosial. Saya berharap bahwa dengan perjumpaan dan membangun relasi pada kelompok atau lsm tersebut kalian dapat menyelami dan menemukan "roh" dari gerakan tersebut.

Selamat bekerja!!!!

Pertemuan ke-10 Gerakan Buruh

Diskusi tentang buruh dan gerakannya merupakan awal dari kajian teori gerakan sosial. Bila pemikir struktural fungsional, seperti Emile Durkheim, melihat kemiskinan, kehancuran keluarga, dan merembet pada kriminalitas merupakan produk dari perubahan struktur ekonomi masyarakat, dari agraris ke industri, maka Karl Marx dan Engels berikut pengikutnya mencermati hal-hal tersebut sebagai produk dari ketimpangan dan ketidakadilan dalam sistem produksi pada masyarakat. Pertama, masyarakat tidak dipandang sebagai satu bagian yang utuh, tetapi terpilahkan berdasarkan pemilikan modal dalam sistem produksi. Ada kelompok kecil yang memiliki modal, sementara itu kelompok lain tidak memiliki modal, kecuali dirinya dan enersi yang dihasilkan oleh tubuhnya. Kedua, relasi produksi itu tidak bersifat equal, tetapi cenderung eksploitatif. Dalam sejumlah tulisan, termasuk Das Capital, Karl Marx dan Engels mencermati bahwa ada surplus nilai yang berlipat-lipat didapat oleh pemilik modal dari hubungan produksi yang tidak seimbang. Surplus dimulai dari pembayaran upah yang tidak sesuai dengan enersi yang dikeluarkan oleh buruh. Surplus ini bertambah tatkala produk yang dihasilkan itu mengalami proses komoditifikasi. Produk yang menjadi komoditi dinilai lebih oleh konsumen, pemilik modal dan pedagang mengikuti hukum ekonomi klasik penawaran dan permintaan. Semakin tinggi permintaan, maka semakin tinggi pula penawaran. Keuntungan tidak kembali ke buruh yang mengerjakan produk, tetapi ke pemilik modal dan pedagang. Oleh karena itu, mengikuti pemikiran Hegel tentang Dialektika, bangunan produksi harus berubah, memberi penghargaan sesuai dengan enersi yang dikeluarkan oleh masing-masing elemen dalam sistem produksi tersebut. Tuntutannya sebenarnya sederhana sekali, yaitu keadilan, sebagaimana yang terekam dalam lagu Internasionale (lagu untuk Gerakan Buruh).

I N T E R N A S I O N A L E

Bangunlah para tawanan dari kelaparan,

Bangunlah kaum yang sengsara dibumi.

Sebab keadilan menggunturkan hukumannya

Dunia yang lebih baik sedang lahir.

Tiada lagi rantai tradisi yang akan mengikat kita.

Bangunlah kaum budak, jangan mau lagi dalam perbudakan.

Bumi akan tegak diatas dasar-dasar baru,

hingga kini kita bukan apa-apa, kita akan menjadi segala.

Ini adalah perjuangan yang penghabisan,

Marilah berdiri ditempat masing-masing.

Internasionale akan menjadi umat-manusia.

Kita tidak menghendaki juruselamat yang berlagak ramah

memerintah kita dari balai pengadilan mereka.

Kita kaum buruh tidak meminta anugerah mereka,

Mari kita bermusyawarah untuk semua.

Untuk memaksa si pencuri mengembalikan barang curiannya,

Untuk membebaskan jiwa dari penjaranya.

Kita sendirilah yang harus menetapkan kewajiban kita,

kita harus menetapkan dan melakukannya dengan baik.

Ini adalah perjuangan .....

Kaum pekerja dari bengkel dan ladang bersatu,

persatuan dari kita semua yang bekerja.

Bumi adalah milik kita kaum buruh,

tak ada tempat disini bagi mereka yang menghindari kerja.

Betapa banyak yang telah menjadi gemuk karena daging tubuh kita,

Tetapi burung-burung buas keparat

akan lenyap dari langit pada suatu pagi,

sedangkan cahaya emas matahari akan tetap ada.

Ini adalah perjuangan .....


Karl Marx dan Frederick Engels (1848) menyampaikan surat edaran Manifesto Komunis kepada kaum buruh, khususnya yang tergabung di Liga Buruh waktu itu.

Tuntutan tentang keadilan dari kaum buruh sebenarnya telah berlangsung lama. Tanggal 1 Mei 1886 yang menjadi peringatan Mayday (Hari Buruh Internasional), merupakan peristiwa tragis yang dialami buruh di Amerika Serikat, khususnya di Chicago yang hanya meminta pengurangan jam kerja menjadi 8 jam dalam sehari. Demonstrasi ini dilawan dengan pembubaran oleh polisi. Akibatnya, delapan orang buruh terbunuh, sisa terluka dan pemimpinnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati (lihat juga tulisan Pontoh, 2008, Dede Oetomo, 2000).

Berbagai tulisan dan perjuangan gerakan buruh bisa anda baca untuk Indonesia di http://rumahkiri.net, dan Organisasi Buruh Internasional (ILO) (http://www.ilo.org). Untuk menambah pengetahuan tentang berbagai gerakan, mahasiswa dapat menggali informasi di Virtual Library Labour History di http://www.iisg.nl/~w3vl/

Senin, 27 Oktober 2008

Pertemuan ke-9 Gerakan Petani

Menyoal tentang petani, siapakah petani itu? Di rumah kiri, terdapat pembahasan tentang siapa petani tersebut. Silahkan di klik aja yang ada di bawah ini. Baca juga tulisan Gunawan Wiradi tentang Chayanov

Dari Rumah Kiri:

Selasa, 14 Oktober 2008

Pertemuan ke-8 Ujian Tengah Semester

Sesuai dengan kesepakatan kita, maka:
  1. Batas Terakhir tanggal 22 Oktober 2008, pukul 12.00 setiap kelompok harus menerbitkan blogger yang berisi proposal ringkas penelitian. Daftar alamat blogger harus diserahkan pada Pembina MK (FX Sri Sadewo) paling lambat tanggal 21 Oktober 2008;
  2. Tanggal 1 Nopember 2008, masing-masing kelompok menyerahkan catatan lapangan dan laporan sementara dari penelitiannya ke FX Sri Sadewo, dan menampilkan dalam bloggernya;
  3. Tanggal 1-7 Nopember 2008 dua kelompok yang menjadi pembahas memberikan komentar atas temuan awal. Kelompok penyaji memberikan tanggapan. Masing-masing dilakukan secara individual;
  4. 14 Nopember 2008 masing-masing kelompok menyerahkan laporan akhir pada FX Sri Sadewo dan menampilkan dalam blogger.
  5. 15-25 Nopember 2008 kelompok pembahas memberikan komentar dan kelompok penyaji memberikan penilaian. Masing-masing dilakukan secara individual;
  6. Tanggal 26 Nopember 2008 masing-masing kelompok pembahas menyerahkan penilaian atas tanggapan dari kelompok penyaji. Kelompok penyaji memberikan penilaian atas komentar dari kelompok pembahas.
Nilai UTS merupakan gabungan dari penilaian kelompok pembahas (50%) + kelompok penyaji (30%) dan dosen (20%).

Setiap keterlambatan dari jadwal ini akan memperoleh sanksi, pengurangan point 10% per hari untuk anggota kelompok dan 15% untuk ketua kelompok.

Selamat Bekerja.

Selasa, 07 Oktober 2008

Pertemuan ke-7 Pandangan Gidden terhadap Gerakan Sosial

Anthony Gidden yang berasal dari keluarga kelas menengah, anak dari seorang Clerk di Inggris ini lebih banyak dipengaruhi oleh Talcott Parson dan Weber pada awalnya. Hal itu terjadi karena pertemuannya dengan Norbert Ellias, kemudian ia menjelajahi pemikiran Weber, Durkheim dan Marx tatkala mencoba memahami hubungan antara kapitalisme dan kehidupan sosial. Hal itu bisa anda baca di Wikipedia. Dalam teori strukturasi, ia menghubungkan antara mikro dan makro, diawali dengan pertukaran kemudian dihubungkan dengan kondisi-kondisi obyektif (struktur makro). Individu bergerak dari aktor ke agent, tidak saja mereproduksi perilaku yang telah ditetapkan oleh struktur makro, tetapi juga dapat memproduksi perilaku baru. Kapan hal itu terjadi tergantung dari kemampuan self monitoring dari individu, time, space dan power.
Ketika menjelaskan gerakan sosial, ia menghubungkan antara unsur-unsur dalam sistem kapitalisme dan varian gerakan sosial. Gerakan sosial terkait dengan unsur-unsur dalam sistem kapitalisme, yaitu: kapitalisme, industrialisasi, kekuatan militer dan pengaturan subyek di wilayah politik (surveilance). Gerakan sosial sebagai respon dari keempat unsur ini.
Dalam bukunya Third Ways, ia menyarankan bagaimana mengambil langkah tengah, sistem kapitalisme harus bergerak dengan memikirkan kesejahteraan bersama, demikian pula gerakan sosial tidak perlu membuat dikotomi kapitalisme-sosialisme dan melakukan gerakan destruktif. Masyarakat diberi ruang untuk penguatan kepentingannya. Tentang Third Way dari Anthony Gidden dapat dibaca dari ulasan Paul Cammack.
Di era globalisasi, gerakan sosial ini tidak lagi terfokus pada satu wilayah atau negara tertentu, tetapi telah berkembang menjadi satu jejaring global. Hal itu terjadi sebagai respon dari perkembangan kapitalisme global. Struktur kapitalisme sekarang tidak lagi bersifat lokal, tetapi mengglobal, baik melalui jaring investasi global, atau hanya menggunakan MNC (Multi National Cooperation). Jejaring itu tidak saja bersifat institusi global, seperti WTO, World Bank dan IMF, tetapi juga bergerak secara individu dengan investasi global yang bernilai bermilyard dollar. Bagaimana perkembangan gerakan sosial dan sistem kapitalisme di Inggris dapat dibaca pada tulisan Dobrowolsky, sementara bagaimana gerakan sosial di arena globalisasi dapat dibaca pada tulisan Frederick H. Buttel dan Kenneth A. Gould, penggunaan internet dalam gerakan sosial dapat dibaca pada tulisan Bolette M. Christensen dan Mario Diani.

Senin, 06 Oktober 2008

Pertemuan ke-6 Gerakan Sosial dalam Perspektif Pertukaran


Sebenarnya sangat sederhana sekali memahami perspektif ini. Sama halnya gejala alam, sesuatu itu adalah proses aksi dan reaksi. Bila ada aksi, maka ada reaksi. Begitu pula dengan gerakan sosial, kondisi-kondisi di luar individu dan komunitas yang dirasakan sama akan menimbulkan reaksi dengan membentuk gerakan sosial. Namun demikian, kondisi-kondisi itu tidak serta merta menghasilkan gerakan sosial. Ketidaksetaraan, ketidakadilan dan masalah-masalah sosial itu harus diperpektifkan secara sama oleh individu dan masyarakat. Bila tidak, maka tidak terjadi gerakan sosial. Demikian pula, kondisi-kondisi yang mendukung atau menolak terjadinya reaksi harus pula diperspektifkan secara sama pula. 

Persoalan tidak semudah itu. Oleh karena itu, Eric Hoffer (1988) menunjukkan bahwa gerakan sosial itu harus ditunjang oleh (1) kelompok tersingkir dari kehidupan, antara lain kaum miskin (orang miskin baru, orang hina papa, orang miskin merdeka, orang miskin yang kreatif dan orang miskin yang bersatu), (2) orang canggung, (3) orang yang mementingkan diri sendiri, (4) orang yang berambisi, (5) kelompok minoritas, (6) orang bosan, dan (7) orang berdosa yang akan melakukan sebagai bagian dari penebusan atas dosanya. Hal itu kemudian ditambah dengan unsur pengorbanan diri dan unsur pemersatu. Hal itu tidak cukup bila tidak ada manusia bijak, manusia fanatik dan manusia bertindak. Gerakan sosial dipelopori oleh manusia bijak, diwujudkan oleh manusia fanatik dan dipersatukan oleh manusia bertindak. Manusia bijak akan memberikan pengetahuan yang menjadi dasar ideologi suatu gerakan, manusia fanatik meyakini dan melaksanakan ideologi dan manusia bertindak menghimpun dan mengarahkan gerakan sosial. 

Untuk kasus perjuangan kemerdekaan di Indonesia, coba perhatikan peranan masing-masing tokoh ini, mulai dari HOS Cokroaminoto, Tan Malaka, Sukarno, Muhamad Hatta, hingga Bung Tomo di Surabaya, dan seterusnya!